Taun 2015 ini emang banyak banget
film-film yang bikin heboh, salah satu yang paling nyedot perhatian yaitu “Fifty
Shades of Grey”. FSoG merupakan seri pertama trilogy dari novel karya EL James
dengan judul yang sama. Sebelum film itu dirilis, ane iseng-iseng ngadain
survey kecil. Tujuan survey ane cuma pengen tau, apa sih alesan orang-orang
pada suka sama novelnya? Kebanyakan jawab, romantis.
Well…perlu kalian tau, sebenernya
trilogy fifty shades adalah novel vulgar yang sarat banget sama nuansa erotis. Nyeritain
seorang jutawan muda, ganteng, single tapi punya kelainan seksual bernama
Christian Grey. Dalam sebuah wawancara, Grey ketemu sama Anastasia Stelle,
seorang mahasiswa biasa yang menurut Grey punya “sesuatu”.
Dengan kekayaan dan pesona yang
dimilikinya, Grey bisa dapetin cewek manapun yang ia pengen. Setiap hari,
dikantornya, Grey dikelilingi asisten-asisten berbody aduhai dengan pakaian
ketat dan rambut pirang yang sexy. Entah kenapa Grey justru lebih ngeh sama Stelle yang notabene jauh dari
kata menarik. Singkat cerita, si Grey berhasil ngedapetin perhatian Stelle. Meskipun
ngakunya bukan orang yang romantis, nyatanya Grey berhasil ngasih banyak
kejutan buat Stelle termasuk mobil mewah di hari kelulusan Stelle.
Hubungan Stelle sama Grey makin
lengket kayak perangko, pelan-pelan Grey mulai ngasih tau seperti apa dirinya.
Grey adalah penganut BDSM, Bondage-Discipline (BD), Domination-Submission (DS),
Sadism-Masacochism (SM), penyimpangan perilaku seksual dimana ia memperlakukan
pasangan seperti budak, pelayan (kalo pengen lebih jelas googling aja di google
imej dengan keyword BDSM, tapi siapin mental dulu). Setelah tau seperti apa
sebenernya Grey, Stelle bukannya ngejauh malah ia makin deket sampe akhirnya ia
tanda tangan kontrak buat jadi “budak”-nya Grey.
Gambar: Ilustrasi BDSM |
Hubungan panas mereka pun
berjalan, Stelle mulai menikmati perannya sebagai budak. Tapi lambat laun, Grey
jadi possesif terhadap Stelle. Ngerasa hidupnya mulai gak nyaman karena
diikutin terus sama si Grey, Stelle akhirnya mutusin buat ninggalin Grey dengan
segala konsekuensinya. Adegan ditutup dengan perpisahan di sebuah lift, persis
seperti waktu pertama mereka ketemu.
Nah, dari cuplikan cerita
tersebut mungkin kalian bertanya-tanya romantisnya dimana? Pertanyaan itu pula
yang sebenernya ada di pikiran ane. Apa karena Grey itu tajir jadi penyimpangan
seksualnya dianggap romantis? Kalo cowok biasa yang naik Mio punya kelainan
kayak gitu, masih dianggap romantis juga gak?
Apa perilaku BDSM kini dianggap
sesuatu yang romantis? Entahlah, ane belum nemu jawaban yang pasti dari para
pencinta novel tersebut yang konon kebanyakan adalah kaum hawa. Kalo menurut
ane sih, FSoG—baik novel maupun filmnya—lebih mirip novel/film esek-esek
ketimbang film romantis. Bedanya, dana pembuatan film FSoG pastinya gede
dibandingin film-film JAV. Ane bersyukur film ini dilarang tayang di Indonesia. ^^
Ikeh..ikeh..Kimochi.
No comments:
Post a Comment
No Spam, SARA.